Oleh : Neneng Rosnawati, S.K.M
Pontianak, 19 Agustus 2024
Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Pontianak (BKK Pontianak) terus berkomitmen untuk memperkuat sistem kesehatan di pintu masuk negara dengan menggelar Koordinasi Implementasi Petunjuk Pelaksanaan Kewaspadaan Wabah di Pintu Masuk dan Pelabuhan Domestik serta Penyesuaian Fitur Keagenan Kapal pada Sistem Informasi Kesehatan (SINKARKES). Kegiatan yang diselenggarakan pada tanggal 9 dan 13 Agustus 2024 ini diadakan di Kantor Induk BKK Pontianak dan Wilayah Kerja Ketapang, memadukan format luring dan daring untuk memastikan jangkauan partisipasi yang lebih luas.
Mengapa Koordinasi Ini Penting?
Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas lalu lintas kapal dan penumpang di pelabuhan, kebutuhan akan protokol kesehatan yang efektif menjadi semakin mendesak. Pintu masuk negara, seperti pelabuhan dan bandara, berfungsi sebagai gerbang utama yang dapat menjadi jalur transmisi berbagai penyakit menular jika tidak dikelola dengan baik. Kepala BKK Pontianak, dr. Mokhamad Zainul Mukhorobin, MMRS, dalam pidato pembukaan acara tersebut menekankan bahwa kegiatan ini tidak hanya merupakan agenda rutin, tetapi merupakan bentuk tanggung jawab bersama dalam melindungi masyarakat dari ancaman wabah. “Kami berupaya memastikan bahwa setiap titik pintu masuk memiliki kesiapan dan prosedur yang dapat mencegah penyebaran penyakit, termasuk penyusunan protokol kesehatan yang komprehensif dan implementasi teknologi informasi yang mendukung,” jelas dr. Mokhamad Zainul.
Tujuan Utama dan Sasaran Kegiatan
Koordinasi ini dirancang dengan tujuan utama sebagai berikut:
Pencegahan dan Perlindungan: Memastikan pelaksanaan langkah-langkah preventif yang tepat guna mencegah masuknya penyakit berpotensi wabah melalui pintu masuk dan pelabuhan domestik. Hal ini mencakup pemeriksaan kesehatan yang komprehensif terhadap awak kapal dan penumpang serta pengawasan ketat terhadap barang yang berpotensi membawa agen penyakit.
Peningkatan Ketahanan Sistem Kesehatan: Membangun ketahanan kesehatan di pintu masuk negara agar mampu menangkal berbagai ancaman kesehatan secara efektif.
Kepastian Hukum dan Perlindungan: Memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat pengguna jasa, petugas karantina kesehatan, serta otoritas pelabuhan dan bandara yang terlibat dalam operasional lintas domestik.
Pengembangan Fitur SINKARKES: Melakukan penyesuaian dan peningkatan fitur keagenan kapal pada SINKARKES untuk memastikan efisiensi pengolahan data kesehatan, baik dari segi akurasi, waktu, maupun keamanan data. Fitur baru ini diharapkan mempermudah pengumpulan informasi terkait kesehatan kapal dan penumpangnya serta meningkatkan kualitas analisis data kesehatan.
Partisipasi dan Kolaborasi Lintas Sektor
Acara ini menghadirkan berbagai pihak penting yang berperan dalam pengawasan dan pengelolaan kesehatan di pintu masuk. Peserta kegiatan meliputi perwakilan dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Indonesian National Shipowners’ Association (INSA), Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Indonesian Shipping Agencies (ISA), asosiasi pelayaran, perusahaan pelayaran di Kalimantan Barat, serta para Ketua Tim Kerja (Timker) BKK Kelas I Pontianak. Partisipasi aktif dari berbagai perwakilan ini menunjukkan keseriusan semua pihak dalam menjaga kesehatan masyarakat dan kelancaran operasional pelabuhan.
Diskusi dan Penyesuaian Teknis pada SINKARKES
Salah satu agenda penting dalam kegiatan ini adalah sesi diskusi mengenai fitur keagenan kapal pada SINKARKES, yang merupakan bagian dari upaya modernisasi sistem informasi kesehatan. Penyesuaian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pelaporan dan pengolahan data kesehatan kapal serta mempermudah pemantauan kesehatan penumpang. Pembaruan fitur ini juga akan mendukung pengintegrasian data antara instansi terkait, yang pada gilirannya memperkuat koordinasi dan respon cepat terhadap potensi masalah kesehatan di lapangan.
Sesi Interaktif dan Penguatan Kerja Sama
Kegiatan koordinasi ini juga mencakup sesi tanya jawab interaktif yang diikuti dengan antusias oleh para peserta. Diskusi yang terbuka dan mendalam memungkinkan para pemangku kepentingan bertukar ide, mengevaluasi kendala di lapangan, serta menyusun langkah perbaikan. Sesi ini menegaskan pentingnya kolaborasi yang sinergis antara karantina kesehatan, otoritas pelabuhan, agen kapal, dan asosiasi pelayaran untuk memastikan implementasi petunjuk pelaksanaan kewaspadaan yang efektif.
Langkah-Langkah Implementasi dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan ini, BKK Pontianak merencanakan sejumlah langkah implementasi yang konkret, termasuk pelatihan tambahan bagi petugas kesehatan di pintu masuk serta sosialisasi SOP yang diperbarui untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan operasional. Tim teknis yang bertugas di lapangan juga akan dibekali dengan instruksi jelas mengenai cara mengoperasikan fitur baru pada SINKARKES, sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja dan akurasi data.
Lebih jauh, BKK Pontianak berharap bahwa hasil dari kegiatan ini dapat menjadi model praktik terbaik untuk diterapkan di pintu masuk lain di Indonesia. Kolaborasi antara karantina kesehatan, otoritas pelabuhan, agen kapal, serta asosiasi pelayaran diharapkan terus berlanjut dan semakin solid dalam menghadapi tantangan kesehatan global dan lokal di masa mendatang.
Penutup dan Harapan
Melalui koordinasi yang erat dan peningkatan fitur teknologi, BKK Pontianak menunjukkan komitmennya dalam menjaga kesehatan dan keselamatan publik. Implementasi kebijakan yang terpadu dan dukungan teknologi yang tepat akan menjadi fondasi yang kuat bagi sistem kesehatan nasional yang lebih adaptif dan responsif. Dengan langkah ini, pintu masuk negara tidak hanya menjadi jalur transportasi, tetapi juga benteng pertama dalam upaya perlindungan kesehatan masyarakat.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, BKK Pontianak terus berusaha menjadi garda terdepan dalam memastikan bahwa protokol kesehatan di pintu masuk negara selalu siap menghadapi tantangan yang berkembang.