Oleh : Putri Pratiwiningrum
Pontianak, 23 September 2023
DEFINISI DAN EPIDEMIOLOGI
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak mengalami gangguan atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa pasokan darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik
Stroke merupakan kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya komplikasi.
Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian utama. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013, menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Dari sisi pembiayaan, stroke menjadi salah satu penyakit katastropik dengan pembiayaan terbesar ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, yaitu 3.23 triliun rupiah pada tahun 2022. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2021 yaitu sebesar 1,91 triliun.
PENYEBAB STROKE
Berdasarkan penyebabnya, stroke terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Stroke Iskemik
Terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam 2 jenis, stroke trombotik dan stroke embolik.
2. Stroke Hemoragik
Terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah sehingga menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi yang memengaruhi pembuluh darah. Misalnya hipertensi yang tidak terkendali, dinding pembuluh darah yang lemah, dan sedang menjalani pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu perdarahan intraserebral dan subarachnoid.
FAKTOR RESIKO STROKE
Ada tiga faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke, yaitu faktor kesehatan, gaya hidup, dan faktor lainnya. Selain stroke, berbagai faktor tersebut juga berisiko meningkatkan risiko serangan jantung.
Adapun yang termasuk dalam faktor risiko kesehatan, di antaranya:
Hipertensi
Diabetes
Kolesterol tinggi
Obesitas
Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung atau aritmia
Sleep apnea
Pernah mengalami transient ischemic attack TIA atau serangan jantung sebelumnya
Sedangkan yang termasuk dalam faktor risiko gaya hidup, yaitu:
Merokok
Kurang olahraga atau aktivitas fisik
Konsumsi obat-obatan terlarang
Kecanduan alkohol
Sementara itu, beberapa kondisi yang termasuk dalam faktor risiko lainnya adalah:
Faktor keturunan. Seseorang dengan anggota keluarga yang pernah mengalami stroke memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit yang sama.
Factor usia. Semakin bertambah usia, resiko seseorang mengidap stroke juga lebih tinggi dibandingkan orang yang lebih muda.
GEJALA PENYAKIT STROKE
Gejala stroke umumnya terjadi di bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak. Gejala yang dialami penderita stroke bisa meliputi:
Kelemahan pada salah satu sisi tubuh (hemiparesis)
Lemah pada otot-otot wajah yang membuat satu sisi wajah turun
Kesulitan mengangkat kedua lengan akibat lemas atau mati rasa
Kesulitan berbicara
Disartria
Kesemutan
Kesulitan mengenal wajah (prosopagnosia)
DIAGNOSIS PENYAKIT STROKE
Agar dapat menentukan jenis penanganan yang tepat bagi pengidap stroke, dokter akan mengevaluasi terlebih dahulu jenis stroke dan area otak yang mengalami stroke. Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan bertanya kepada pengidap atau anggota keluarganya tentang beberapa hal, meliputi:
Gejala yang dialami, awal munculnya gejala, dan apa yang sedang pengidap lakukan ketika gejala muncul.
Jenis obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
Apakah pengidap pernah mengalami cedera di bagian kepala.
Memeriksa riwayat kesehatan pengidap dan keluarga terkait penyakit jantung, stroke ringan (TIA), dan stroke.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pengidap secara keseluruhan. Biasanya, pemeriksaan diawali dengan mengecek tekanan darah, detak jantung, dan bunyi bising abnormal di pembuluh darah leher dengan menggunakan stetoskop.
Kemudian, dokter juga akan merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan penunjang seperti:
Pemeriksaan Darah
CT Scan
MRI
Elektrokardiografi
Ekokardiografi
USG Doppler karotis
PENCEGAHAN PENYAKIT SROKE
Cara utama mencegah stroke adalah menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada serta ikuti anjuran dokter. Berbagai tindakan pencegahan stroke, antara lain:
Menjaga pola makan
Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko hipertensi yang memicu terjadinya stroke. Hindari konsumsi garam yang berlebihan. Selanjutnya, makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.
Rutin berolahraga
Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada tingkat yang sehat.
Berhenti merokok
Perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena stroke. Sebab rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti turut mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
Hindari konsumsi minuman beralkohol
Minuman keras mengandung kalori tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan, seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur.
Hindari penggunaan NAPZA
Beberapa jenis Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif (NAPZA) dapat menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah.
PENGOBATAN PENYAKIT STROKE
Pengobatan khusus yang diberikan pada pengidap stroke bergantung pada jenis stroke yang dialaminya, apakah mengarah pada stroke iskemik atau stroke hemoragik.
Pengobatan stroke iskemik
Penanganan awal akan berfokus untuk menjaga jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah.
Pengobatan stroke hemoragik
Sementara pada kasus stroke hemoragik, pengobatan awal bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan. Ada beberapa bentuk pengobatan yang dilakukan, antara lain konsumsi obat-obatan dan operasi.
Pengobatan TIA
Pengobatan TIA bertujuan untuk menurunkan faktor risiko yang dapat memicu timbulnya stroke, sehingga penyakit jantung dapat dicegah. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi endarterektomi karotis diperlukan jika terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis.
KOMPLIKASI STROKE
Stroke dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi, sebagian besar berakibat fatal. Beberapa jenis komplikasi yang mungkin muncul, antara lain:
Deep vein thrombosis
Sebagian pengidap stroke akan mengalami penggumpalan darah di tungkai yang berujung pada kelumpuhan. Kondisi yang dikenal dengan deep vein thrombosis ini terjadi akibat terhentinya gerakan otot tungkai, sehingga aliran pada pembuluh darah vena tungkai mengalami gangguan. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah. Deep vein thrombosis dapat ditangani dengan obat antikoagulan.
Hidrosefalus
Sebagian pengidap stroke hemoragik dapat mengalami hidrosefalus, yaitu menumpuknya cairan di dalam rongga jauh pada otak (ventrikel). Dokter bedah saraf akan memasang sebuah selang ke dalam otak untuk membuang cairan yang menumpuk tersebut.
Masalah Menelan (disfagia)
Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks menelan atau disfagia. Akibatnya, makanan dan minuman berisiko masuk ke dalam saluran pernapasan. Tanpa penanganan, disfagia dapat menyebabkan pneumonia aspirasi.
PELAYANAN RUJUKAN ORANG SAKIT OLEH KKP KELAS II PONTIANAK
Pada hari Jumat, 22 September 2023, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak memberikan pelayanan rujukan kepada kapten Kapal KM. Bukit Raya yang baru saja tiba dari Tanjung Pinang. Pelayanan ini adalah bagian dari komitmen Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak untuk menjaga Kesehatan dan keselamatan para awak kapal serta penumpang kapal yang datang dari berbagai wilayah.
Setelah kapal tiba di Pelabuhan Dwikora Pontianak, tim medis Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak segera bertindak dengan cepat memberikan pemeriksaan awal dan Tindakan kegawatdaruratan kepada seorang kapten Kapal Bernama Tn. Heri sasongko berusia 47 tahun mengalami hemifarese pada ekstremitas bagian kiri, wajah tidak simetris, bicara tidak jelas, pendengaran bagus diduga mengalami stroke. Hasil pemeriksaan TTV (Tanda Tanda Vital) yaitu TD : 199/106 MmHg, N : 85 x/m, Saturasi Oksigen 95 %, s : 36.8 *C.
Selanjutnya pasien di Rujuk Ke RS St Antonius untuk dilakukan pemeriksaaan dan penanganan lanjutan sesuai dengan kondisinya.
REFERENSI
American Stroke Association (2018). Effects of Stroke. Communication and Dysarthria.
National Health Service UK (2019). Health A to Z. Prosopagnosia (Face Blindness).
National Health Service UK (2019). Health A to Z. Stroke.
Mayo Clinic (2022). Diseases & Conditions. Stroke.
Beckerman, J. WebMD (2021). What is a Stroke?
Wheeler, R. WebMD (2021). What Can Help Prevent a Stroke?