Kewaspadaan terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia

Oleh  Muhammad Hadi Arwani

Pontianak, 22 Desember 2023

Sesuai dengan Surat Ederan dari Kementerian Kesehatan tentang Kewaspadaan terhadap Kejadiaan Mycoplasma Pneumonia di Indonesia, maka perlu adanya kewaspadaan akan penyeberan penyakit tersebut masuk ke dalam wilayah negara Indonesia. M. pneumoniae adalah mikroorganime prokariotik tanpa dinding sel, tidak sensitive terhadap antiobiotik beta lactam, dan ditransmisikan/ditularkan melalui udara dari droplet, batuk, bersin, dan kontak erat dengan penderita. M.Pneumoniae menyebabkan hamper 40% terjadinya pneumonia pada komunitas pada anak-anak dan dapat berkembang menjadi penyakit serius seperti mycoplasma pneumoniae refrakter, necrotizing pneumoniae, fulminant pneumoniae, dan M. pneumoniae encephalitis. 

Makrolid resisten M. pneumonia sangat umum terjadi dan mengakibatkan kejadian dari 83%-95% yang membuat kesulitan dalam melakukan pengobatannya. Mycoplasma merupakan penyakit penyebab umum infeksi respiratori sebelum masa covid-19, insidensi 8.6%, insidensi turun jadi 0.7% di tahun 2021-2022. Hal ini dikarenakan Masyarakat telah menerapkan prtokol Kesehatan dalam kehidupan sehari-harinya, Pathogen ini memiliki periode inkubasi yang cukup lama dan penyebaran memerlukan waktu yang lama sehingga disebut sebagai Walking Pneumonia. Mycoplasma merupakan salah satu penyebab penyakit pneumonia di Masyarakat, yg paling banyak dampaknya anak-anak. Penyakit ini muncul pada situasi musim panas untuk negara2 yg memiliki 4 musim.Di China Peningkatan pneumonia terjadi 3-5 tahun. Penelitian di China, adenovirus, RSV menjadi penyebab beberapa tahun terakhir.

Gejala utama dari M.pneumoniae adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, demam, batuk, dan gejala-gejala saluran napas lainnya. Penegakan diagnosa dilakukan dengan pemeriksaan serologi yaitu peningkatan 4 kali lipat titer antibody pada fase akut jika dibandingkan dengan fase penymebuhan. Untuk pengobatan dari M.pneumoniae, menggunakan lini pertama pengobatan dengan makrolida yaitu azitromisin dan klaritomisin. 

Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Pontianak memiliki peran dalam: