Sosialisasi dan Mobile VCT (voluntary counseling and testing) HIV/AIDS pada Petugas Pelabuhan Dwikora Pontianak

Oleh : Syarifah Maryani & Agung Dwi Wicaksono

Pontianak, 2 Juni 2023


HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi dimana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan. Sampai sekarang kasus HIV/AIDS di berbagai negara jumlahnya terus bertambah, mungkin karena kurangnya pengetahuan penduduknya atau karena penduduknya yang menganggap penyakit HIV/AIDS hanya penyakit biasa saja.

Apabila kita melihat epidemiologi HIV/AIDS diindonesia, jumlah kasus HIV yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai dengan Maret 2021 cenderung meningkat setiap tahun. Jumlah kumulatif kasus HIV yang dilaporkan sampai Maret 2021 sebanyak 427.201 (78,7% dari target 90% estimasi ODHA tahun 2020 sebesar 543.100).

Jumlah AIDS yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2021 cenderung naik. Jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987 sampai dengan Maret 2021 sebanyak 131.147 orang.

Penyebab

Penyakit HIV tidak hanya menular pada orang dewasa saja, tetapi penyakit HIV juga menular kepada anak kecil sejak anak tersebut masih dalam kandungan. Di negara Indonesia, penyebaran dan penularan HIV paling banyak disebabkan melalui hubungan seksual yang tidak aman dan bergantian menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat memakai narkoba. 

gejala

Gejala HIV dan AIDS tergantung pada tahap mana orang tersebut terinfeksi.

Diagnosis

Tes HIV harus dilakukan untuk memastikan seseorang mengidap HIV atau tidak. Pemeriksaan yang dilakukan sebagai langkah diagnosis adalah dengan mengambil sampel darah atau urine pengidap untuk diteliti di laboratorium. 

Jenis pemeriksaan untuk mendeteksi HIV, antara lain:

Pengobatan

Sejauh ini, Antiretroviral (ARV) merupakan obat yang ampuh menekan virus HIV/AIDS dalam tubuh orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Saking ampuhnya, penderita HIV/AIDS bahkan bisa berkeluarga, produktif bekerja, berkeluarga dan virus nya tidak menular ke istri dan anaknya. Dengan kata lain, ODHA yang meminum ARV secara teratur tanpa tertinggal sekalipun dapat hidup layaknya orang yang tidak menderita HIV/AIDS. 

ARV pertama kali ada pada 1997 dan pemerintah Indonesia mulai menyediakan obat ARV secara cuma-cuma pada akhir 2014. ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Jenis obat ARV memiliki berbagai varian, antara lain Etravirine, Efavirenz, Lamivudin, Zidovudin, dan juga Nevirapine

Selama mengonsumsi obat antiretroviral, dokter akan memonitor jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons pengidap terhadap pengobatan. Hitung sel CD4 akan dilakukan tiap 3–6 bulan. Sedangkan pemeriksaan HIV RNA, dilakukan sejak awal pengobatan, lalu dilanjutkan tiap 3–4 bulan selama masa pengobatan.

Agar perkembangan virus dapat dikendalikan, pengidap harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis mengidap HIV. Risiko pengidap HIV untuk terserang AIDS akan semakin besar jika pengobatan ditunda, karena virus akan semakin merusak sistem kekebalan tubuh.

Kegiatan

Pada Rabu 24 Mei 2023, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak melakukan sosialiasi dan Mobile VCT di Terminal Pelabuhan Laut Dwikora Pontianak. Kegiatan VCT yang dilakukan sesuai tugas dan fungsi dari Kantor Kesehatan Kelas II Pontianak untuk mencegah penyakit dan faktor resiko penyakit, kegiatan Mobile VCT yang dirangkaikan dengan penyuluhan HIV ini diikuti oleh stackholder dan ABK diwilayah pelabuhan dwikora Pontianak. Kegiatan yang dipandu oleh dr. Muh Hadi Arwani ini disambut baik dan diikuti dengan antusias oleh peserta, Peserta yang mengikuti acara ini berjumlah 58 orang, yang merupakan perwakilan dari beberapa instansi dan organisasi yang terkait dengan pelabuhan. Instansi tersebut antara lain PT. Pelindo Regional II Cabang Pontianak, KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) Kelas II Pontianak, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak, Polsek Kawasan Pelabuhan Dwikora Pontianak, PT. Dharma Lautan Utama (DLU), dan ABK KM. Dharma Kartika VII.

Petugas kesehatan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak dan Puskesmas Kampung Bali Kota Pontianak melakukan pemeriksaan dengan rapid tes antibodi HIV-1 sesuai standar. Pemeriksaan dilakukan secara rahasia dan kerahasiaan hasil pemeriksaan dijaga dengan ketat

VCT (Voluntary Counseling and Testing) merupakan rangkaian pemeriksaan untuk mengetahui apakah seseorang positif atau negatif mengidap HIV. Pemeriksaan ini bersifat rahasia dan sukarela. Artinya, keputusan untuk menjalankan pemeriksaan adalah pilihan seseorang dan ia memiliki hak privasi mutlak.

Di awal perkembangan HIV biasanya tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga seseorang tidak menyadari jika sudah terinfeksi HIV. Maka itulah, VCT bertujuan untuk mendeteksi HIV sedini mungkin dan membantu pencegahan, perawatan, dan pengobatan HIV sebelum terlambat. 

Kegiatan VCT juga harus dibarengi dengan penyuluhan kepada masyarakat terutama pada anak usia remaja, karena anak usia remaja sangat mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya. Dengan melakukan penyuluhan, masyarakat akan lebih mawas diri sehingga angka penularah HIV/AIDS dapat terus ditekan. Mari kita mengenai dan mengetahui lebih lanjut seputar penyakit HIV/AIDS dari paparan dibawah ini.