SURVEY NYAMUK ANOPHELES SP DI PELABUHAN LAUT DWIKORA PONTIANAK BULAN MARET 2023

Oleh : Nelly Verawati, SKM., M.Kes

Pontianak, 14 Juni 2023


Malaria adalah penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit. Infeksi malaria bisa terjadi hanya dengan satu gigitan nyamuk. Jika tidak ditangani dengan benar, penyakit ini bisa menyebabkan kematian. Malaria jarang sekali menular secara langsung dari satu orang ke orang lainnya. Penyakit ini bisa menular jika terjadi kontak langsung dengan darah penderita. Janin di dalam kandungan juga bisa terinfeksi malaria karena tertular dari darah sang ibu.

Keanekaragaman jenis Anopheles spp bergantung ekosistem dan daerah sebarannya. Penyebaran Anopheles spp di dunia mengikuti pola sebaran zoogeography, ekosistem dan pemanfaatan lahan. Faktor-faktor lingkungan yang menentukan penyebaran spesies Anopheles spp diantaranya adalah lingkungan fisik yang meliputi ketinggian tempat, pemanfaatan lahan, kondisi cuaca dan lingkungan mikro (genangan air sebagai habitat perkembangbiakan). Anopheles spp memiliki karakteristik habitat perkembangbiakan yang berbeda-beda pada setiap zona geografi. Perbedaan tersebut berhubungan dengan kemampuan adaptasi spesies nyamuk terhadap kondisi fisika-kimia perairan dan terutama ketersediaan makanan dan persyaratan hidup bagi stadium pradewasanya. Faktor cuaca khususnya hujan akan berpengaruh terhadap ketersediaan habitat perkembangbiakannya.

Wilayah Pelabuhan, Bandara dan PLBDN merupakan tempat bertemunya segala aktifitas baik orang maupun barang yang keluar atau masuk ke suatu negara melalui pintu masuk negara dengan aktifitas yang padat dan mobilitas yang tinggi. Bangunan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya di Wilayah Pelabuhan, Bandara dan PLBDN. Dengan banyaknya bangunan yang ada, tidak menutup kemungkinan bangunan tersebut menjadi sarang vektor penyakit. Untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit tersebut KKP Kelas II Pontianak setiap tahunnya selalu melakukan kegiatan pengendalian vektor malaria berupa survey jentik, survey nyamuk dewasa, larvasidasi, dan spraying.

Untuk memantau kemungkinan penyebaran penyakit malaria di lokasi kerja KKP Kelas II Pontianak, Seksi PRL KKP Kelas II Pontianak melakukan kegiatan Layanan Pengendalian Vektor Malaria (Pengendalian Nyamuk Anopheles spp) khususnya pada area Pelabuhan Dwikora Pontianak. Kegiatan ini terdiri dari kegiatan survey dan pengendalian pada vektor penyakit malaria yaitu nyamuk Anopheles sp. Kegiatan survey terbagi menjadi 2 (dua) yaitu survey jentik dan nyamuk, sementara kegiatan pengendalian yang umum dilakukan adalah kegiatan spraying.

Berdasarkan hasil survey nyamuk malam di wilayah perimeter dan buffer pelabuhan Dwikora Pontianak pada Bulan Maret tahun 2023 adalah jenis Nnyamuk yang tertangkap adalah Culex quinquefasciatus sebanyak   95 nyamuk (100%), dari 95 nyamuk tersebut. sebanyak 42 nyamuk Culex quinquefasciatus (44,2%) tertangkap di dalam terminal penumpang dan sebanyak 53 nyamuk Culex quinquefasciatus (55,8%) tertangkap diluar terminal penumpang (dinding). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh GJ Eman dkk bahwa dari hasil survey nyamuk yang dilakukan  di daerah perumahan sekitar Pelabuhan Bitung ditemukan jenis nyamuk Culex spp (99,1%) dan yang ditemukan adalah jenis Culex quinquefasciatus. Dari hasil survey nyamuk malam di wilayah perimeter dan buffer pelabuhan Dwikora Pontianak  tidak ditemukan jenis nyamuk Anopheles spp sehingga tidak didapatkan nilai Man Hour Density (MHD).

Menurut teori di buku modul entomologi malaria yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal PP dan PL Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013 mengatakan bahwa tempat perindukan nyamuk Anopheles adalah genangan-genangan air, baik air tawar maupun air payau, tergantung dari jenis nyamuknya. Air itu tidak boleh tercemar atau terpolusi dan biasanya selalu berhubungan dengan tanah. Tempat perindukan nyamuk Anopheles juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kadar garam, kejernihan dan flora. Berdasarkan observasi di lapangan wilayah perimeter dan buffer pelabuhan Dwikora Pontianak bukan merupakan tempat perindukan nyamuk Anopheles karena secara keseluruhan didapatkan gambaran kondisi sekitar pelabuhan Dwikora Pontianak yang sangat padat dan adanya selokan limbah rumah tangga dan perkantoran. Pada lokasi penangkapan nyamuk juga ditemukan adanya penampungan air bersih, tempat penyediaan makanan (TPM/Kantin), WC/toilet dan selokan yang sudah dicemari dengan sampah rumah tangga. Hal ini sesuai dengan teori bahwa nyamuk Culex quinquefascitus sangat banyak di daerah perairan yang sudah dicemari sampah rumah tangga dan sampah vegetasi.

Populasi nyamuk Culex spp yang ditemukan adalah 100% Culex quinquefasciatus, gambaran yang didapatkan dari nyamuk ini adalah nyamuk yang berwarna cokelat keemasan, dengan sayap tidak berbintik hitam, pada abdomen ditemukan hitam dengan garis putih. Menurut teori bahwa nyamuk ini memiliki perilaku dengan aktivitas pada malam hari (nocturnal), bersifat antropofilik dan zoofilik, suka berisitrahat beristirahat dan bertelur di luar ruangan, yang di daerah perairan yang dikontaminasi dengan sampah rumah tangga dan sampah vegetasi.