KELELAWAR, TRANSLOKASI, DAN KEMUNGKINAN VIRUS YANG DIBAWANYA

Pontianak, 9 Oktober 2023 - Kelelawar merupakan kelompok mamalia terbang yang terdiri dari lebih dari 1.300 spesies dalam 20 famili, menurut IUCN. Kelelawar merupakan sekitar 20% dari seluruh spesies mamalia dan tersebar di seluruh dunia kecuali di wilayah Arktik, Antartika, dan beberapa pulau-pulau samudera. Kelelawar juga melakukan migrasi dari satu tempat ke tempat lain. Kelelawar dapat melakukan migrasi jarak jauh hingga ribuan kilometer dalam satu tahun.


Pada jurnal berjudul Geographic Translocation of Bats: Known and Potential Problems disebutkan bahwa kelelawar berpindah melalui jalur laut dalam 4 kategori yaitu: Translokasi Alami, Translokasi setelah Mendarat di Kapal, Translokasi setelah Menggunakan Kapal sebagai Perlindungan, dan Translokasi dalam Kontainer Kapal. Dahulu translokasi ini dikhawatirkan dapat menyebarkan perpindahan virus Rabies (RABV), sekarang migrasi atau translokasi kelelawar juga dapat membawa risiko penyebaran penyakit lainnya seperti virus Nipah yang sedang mewabah di India.


Virus Nipah adalah virus zoonosis yang berasal dari kelelawar buah. Virus ini dapat menyebar ke manusia melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi, seperti babi. Selain hewan, diduga virus Nipah juga menyebar dari buah yang tekontaminasi oleh gigitan kelelawar yang terinfeksi. Virus Nipah juga dikeluarkan kelelawar melalui urin, kotoran, dan air liurnya. Virus Nipah dapat menyebabkan gejala seperti demam, sakit kepala, mual, muntah, dan masalah pernapasan. Pada kasus yang parah, virus Nipah dapat menyebabkan ensefalitis dan kematian.


Untuk mencegah perpindahan kelelawar melalui jalur laut, perlu kewaspadaan dari kru kapal atau bagian terkait pemuatan barang ke dalam kontainer terhadap keberadaan kelelawar agar tidak berpindah dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya dengan cara mengusir kelelawar dari kapal atau dari dalam kontainer.



Oleh  FM
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak

Alamat Email : kkp.pontianak@kemkes.go.id