Oleh : Ekky Fajar Frana
Pontianak, 2 Desember 2024
Ketika mendengar Indonesia Emas, mungkin masih ada yang masih belum mengetahui apa maksudnya dan mengapa kalimat ini bisa muncul. Indonesia Emas adalah cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai, cita-cita ini lebih dikenal dengan Indonesia Emas 2045 yaitu Bersatu, Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan. Secara rinci, cita-cita ini dapat kita lihat di Undang-undang No. 59 tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045. Indonesia Emas 2045 diukur dengan lima sasaran yaitu pendapatan per kapita setara negara maju; kemiskinan menurun dan ketimpangan berkurang; kepemimpinan dan pengaruh di dunia internasional meningkat; daya saing sumber daya manusia meningkat; dan intensitas emisi gas rumah kaca menurun menuju emisi nol bersih. Dari lima sasaran ini, dirancang delapan misi pembangunan yaitu transformasi sosial; transformasi ekonomi; trasnformasi tata kelola; supremasi hukum, stabilitas, dan kepemimpinan Indonesia; ketahanan sosial budaya dan ekologi; pembangunan kewilayahan yang merata dan berkeadilan; sarana dan prasarana yang berkualitas dan ramah lingkungan; serta kesinambungan pembangunan. Menurut sistem perencanaan, target jangka panjang ini akan di turunkan menjadi target jangka menengah (lima tahunan) dan jangka pendek (per satu tahun).
Indonesia Emas adalah mimpi besar, namun apakah ini berdasar? Karena melihat capaian yang masih belum sesuai target dan muncul masalah-masalah yang pelik. Beberapa target yang belum tercapai sampai tahun 2023 yang lalu adalah pertumbuhan ekonomi, imunisasi lengkap, tingkat kemiskinan, prevalensi stunting, kejadian tuberculosis paru (TBC), tingkat merokok anak, dan beberapa indikator lainnya. Salah satu indikator yang akan kami angkat adalah berkaitan dengan Kesehatan. Pertanyaan mendasar yang akan muncul adalah, apa hubungannya Indonesia Emas dengan Kesehatan?, didalam sasaran dan misi tidak terlihat satu kata pun yang menyebutkan kesehatan. Namun tahukah kita bahwa kesehatan memiliki peran krusial dan menjadi pilar utama dalam mimpi ini.
Setidaknya terdapat empat hubungan antara kesehatan dengan mimpi Indonesia Emas 2045. Pertama adalah Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), ketika Indonesia memiliki SDM yang sehat secara fisik dan mental, maka diharapkan akan lahir SDM yang unggul, kreatif, dan kompetitif. SDM yang sehat akan siap berkompetisi untuk memajukan pembangunan di Indonesia. Kedua, produktifitas dan daya saing ekonomi. Ketika masyarakat sehat, maka produktifitas akan muncul, mereka mampu bekerja secara efektif dan efisien sehingga akan berpengaruh terhadap persaingan ekonomi. Sebaliknya jika masyarakat tidak sehat maka produktifitas akan menurun dan beban ekonomi bangsa ini akan semakin berat. Sabagai contoh, saat ini beban yang ditanggung oleh pemerintah dalam penanganan penyakit tidak menular yang menyumbang 70% kematian di Indonesia seperti jantung koroner, gagal ginjal, diabetes militus (DM), dan kanker adalah sekitar 20 an triliun per tahun, belum lagi untuk penyakit menular. Ketiga, akses layanan kesehatan berkualitas. Ketika akses dan layanan yang diberikan berkualitas, maka derajat kesehatan yang optimal akan tercapai. Melihat tantangan kesehatan saat ini seperti penyakit menular dan tidak menular, perlu adanya akselerasi dan terobosan berani yang harus dilakukan pemerintah terutama dari sisi preventif dan promotif. Sebagai contoh adalah penegakan regulasi pengaturan kadar gula dalam makanan dan minuman siap saji yang tidak pandang buluh dan tidak ada kompromi dengan produsen, kontrol atau reformulasi garam yang beredar di masyarakat, dan peningkatan cukai rokok secara signifikan. Keempat, bonus demografi, tidak lama lagi Indonesia akan menghadapi bonus demografi dimana penduduk yang produktif sangat besar jumlahnya pada suatu populasi. Ini menjadi peluang jika ditopang oleh pondasi kesehatan.
Dari empat hubungan Indonesia Emas dan Kesehatan di atas, dapat kita simpulkan bahwa tantangan terbesar pemerintah dan kita semua saat ini adalah bagaimana membuat masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan dan membuat terobosan besar terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya suatu penyakit. Seperti kasus DM yang merupakan induk dari banyak penyakit, saat ini kasusnya di Indonesia terus meningkat yang diprediksi akan mencapai 28 juta kasus pada 2045. Kasus TBC resisten obat juga terus meningkat dan sangat membahayakan, target penurunan stunting masih belum tercapai dan beberapa tantangan kesehatan lainnya. Isu ini perlu mendapatkan perhatian oleh kita semua. Dengan informasi yang sudah terbuka lebar, mari tingkatkan kesadaran untuk mengambil peran menuju Indonesia yang sehat. Mulai dari diri sendiri, ajak keluarga dan kolega, serta terus berikan contoh pada masyarakat untuk sadar akan kesehatan dengan terus bergerak bersama untuk menuju sehat bersama demi capai cita Indonesia Emas 2045. Salam sehat.